SELAMAT DATANG DIBLOG {REMO FORTUNA}

Kamis, 26 Maret 2015

MANAJEMEN PROYEK BIDANG IT & PENDIDIKAN

Prinsip Umum Manajemen Proyek




George R. Terry telah merumuskan fungsi fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).
  1. Planning (Perencanaan)
  2. Organizing (Pengorganisasian)
  3. Actuating (Penggerakan)
  4. Controling (Pengendalian)
A. Planning (Perencanaan)

Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).


Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
  •     Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
  •     Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
  •     Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
  •     Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi.
Dalam proses manajemen, organisasi berfungsi untuk : 

  •     menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
  •     membantu pimpinannya dalam memanajemen.
  •     mempersatukan pemikiran dalam kordinasinya.

Dalam fungsi organizing, Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :

  •     koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
  •     koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
  •     koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar
  •     fungsi komando).
Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis :

    Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant.
    Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.

Koordinasi horizontal dan bersifat satu level :

    Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
    Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.

Koordinasi diagonal :

Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.

C. Actuating (Penggerakan)

Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning.

Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:
  • Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
  • Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami.
D. Controlling (Pengendalian)

Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pengawas Umum (General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:

  • Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
     (manusia, uang , peralatan, bahan)
  • Prosedur dan cara kerjanya.Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.

    Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.

0 komentar:

Posting Komentar