A9. Pengertian
HAserver
dalam ilmu komputer
dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server
jaringan) independen yang beroperasi serta bekerja secara erat dan
terlihat oleh klien jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut
adalah satu buah unit komputer. Proses menghubungkan beberapa
komputer agar dapat bekerja seperti itu dinamakan dengan Clustering.
Komponen cluster biasanya saling terhubung dengan cepat melalui
sebuah interkoneksi yang sangat cepat, atau bisa juga melalui
jaringan lokal (LAN).
Karena menggunakan
lebih dari satu buah server, maka manajemen dan perawatan
sebuah cluster jauh lebih rumit dibandingkan dengan manajemen
server mainframe tunggal yang memiliki skalabilitas tinggi
(semacam IBM AS/400), meski lebih murah.
Kategori kluster komputer
Kluster komputer
terbagi ke dalam beberapa kategori, sebagai berikut:
Kluster untuk
ketersediaan yang tinggi (High-availability clusters)
Kluster untuk
pemerataan beban komputasi (Load-balancing clusters)
Kluster hanya
untuk komputasi (Compute clusters)
Grid
computing
High-availability cluster
High-availability
cluster, yang juga sering disebut sebagai Failover Cluster pada
umumnya diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan
layanan yang disediakan oleh kluster tersebut. Elemen kluster akan
bekerja dengan memiliki node-node redundan, yang kemudian digunakan
untuk menyediakan layanan saat salah satu elemen kluster mengalami
kegagalan. Ukuran yang paling umum dari kategori ini adalah dua node,
yang merupakan syarat minimum untuk melakukan redundansi.
Implementasi kluster jenis ini akan mencoba untuk menggunakan
redundansi komponen kluster untuk menghilangkan kegagalan di satu
titik (Single Point of Failure).
Ada beberapa
implementasi komersial dari sistem kluster kategori ini, dalam
beberapa sistem operasi. Meski demikian, proyek Linux-HA adalah salah
satu paket yang paling umum digunakan untuk sistem operasi GNU/Linux.
Dalam keluarga
sistem operasi Microsoft Windows NT, sebuah layanan yang disebut
dengan Microsoft Cluster Service (MSCS) dapat digunakan untuk
menyediakan kluster kategori ini. MSCS ini diperbarui lagi dan telah
diintegrasikan dalam Windows 2000 Advanced Server dan Windows 2000
Datacenter Server, dengan nama Microsoft Clustering Service.
Dalam Windows Server 2003, Microsoft Clustering Service ini
ditingkatkan lagi kinerjanya.
Kluster kategori ini
beroperasi dengan mendistribusikan beban pekerjaan secara merata
melalui beberapa node yang bekerja di belakang (back-end node).
Umumnya kluster ini akan dikonfigurasikan sedmikian rupa dengan
beberapa front-end load-balancing redundan. Karena setiap elemen
dalam sebuah kluster load-balancing menawarkan layanan penuh, maka
dapat dikatakan bahwa komponen kluster tersebut merupakan sebuah
kluster aktif/kluster HA aktif, yang bisa menerima semua permintaan
yang diajukan oleh client.
Seringnya,
penggunaan utama kluster komputer adalah untuk tujuan komputasi,
ketimbang penanganan operasi yang berorientasi I/O seperti layanan
Web atau basis data. Sebagai contoh, sebuah kluster mungkin mendukung
simulasi komputasional untuk perubahan cuaca atau tabrakan kendaraan.
Perbedaan utama untuk kategori ini dengan kategori lainnya adalah
seberapa eratkah penggabungan antar node-nya. Sebagai contoh, sebuah
tugas komputasi mungkin membutuhkan komunikasi yang sering antar
node--ini berarti bahwa kluster tersebut menggunakan sebuah jaringan
terdedikasi yang sama, yang terletak di lokasi yang sangat
berdekatan, dan mungkin juga merupakan node-node yang bersifat
homogen. Desain kluster seperti ini, umumnya disebut juga sebagai
Beowulf Cluster. Ada juga desain yang lain, yakni saat
sebuah tugas komputasi hanya menggunakan satu atau beberapa node
saja, dan membutuhkan komunikasi antar-node yang sangat sedikit atau
tidak ada sama sekali. Desain kluster ini, sering disebut sebagai
"Grid". Beberapa compute cluster yang dihubungkan secara
erat yang didesain sedemikian rupa, umumnya disebut dengan
"Supercomputing". Beberapa perangkat lunak Middleware
seperti MPI atau Parallel Virtual Machine (PVM) mengizinkan program
compute clustering agar dapat dijalankan di dalam kluster-kluster
tersebut.
Grid pada umumnya
adalah compute cluster, tapi difokuskan pada throughput seperti
utilitas perhitungan ketimbang menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang
sangat erat yang biasanya dilakukan oleh Supercomputer. Seringnya,
grid memasukkan sekumpulan komputer, yang bisa saja didistribusikan
secara geografis, dan kadang diurus oleh organisasi yang tidak saling
berkaitan.
Grid computing
dioptimalkan untuk beban pekerjaan yang mencakup banyak pekerjaan
independen atau paket-paket pekerjaan, yang tidak harus berbagi data
yang sama antar pekerjaan selama proses komputasi dilakukan. Grid
bertindak untuk mengatur alokasi pekerjaan kepada komputer-komputer
yang akan melakukan tugas tersebut secara independen. Sumber daya,
seperti halnya media penyimpanan, mungkin bisa saja digunakan
bersama-sama dengan komputer lainnya, tapi hasil sementara dari
sebuah tugas tertentu tidak akan memengaruhi pekerjaan lainnya yang
sedang berlangsung dalam komputer lainnya.
Sebagai contoh grid
yang sangat luas digunakan adalah proyek Folding@home, yang
menganalisis data yang akan digunakan oleh para peneliti untuk
menemukan obat untuk beberapa penyakit seperti Alzheimer dan juga
kanker. Proyek lainnya, adalah SETI@home, yang merupakan proyek grid
terdistribusi yang paling besar hingga saat ini. Proyek SETI@home ini
menggunakan paling tidak 3 juta komputer rumahan yang berada di dalam
komputer rumahan untuk menganalisis data dari teleskop radio
observatorium Arecibo (Arecibo Observatory radiotelescope),
mencari bukti-bukti keberadaan makhluk luar angkasa. Dalam dua kasus
tersebut, tidak ada komunikasi antar node atau media penyimpanan yang
digunakan bersama-sama.
Daftar semi-tahunan
organisasi TOP500, yang mencantumkan 500 komputer tercepat di dunia
umumnya mencakup banyak kluster. TOP500 adalah sebuah kolaborasi
antara Universitas Mannheim, Universitas Tennessee, dan National
Energy Research Scientific Computing Center di Lawrence Berkeley
National Laboratory. Hingga 18 Juni 2008, superkomputer tercepat yang
tercatat di dalam TOP500 adalah sistem Roadrunner yang dimiliki oleh
Department of Energy Amerika Serikat, yang kinerjanya mencapai 1026
TeraFlops (Triliun Floating Point Operation per Second) dalam
benchmark High-Performance LINPACK.
Kluster dan Grid di Indonesia
Beberapa kluster
yang ada di Indonesia adalah:
Alamat IP versi 4
(sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan
TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah
32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host
komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia,
jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit)
dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari
alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung
adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di
seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau
IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
Alamat IP versi 4
umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal
notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit.
Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z.
Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0
hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian
nilai).
Alamat IP yang
dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan
subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Network
Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan)
yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di
mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network
identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan
batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP.
Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan
logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama
dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting.
Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki
alamat network identifier yang sama. Network identifier
juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika
semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan
dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah
masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network
identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host
Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa
workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi
TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh
bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network
identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Alamat IPv4 terbagi
menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Alamat
Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah
antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork
IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point
atau one-to-one.
Alamat
Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses
oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat
broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
Alamat
Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses
oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau
berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Dalam RFC 791,
alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet
pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi
pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet
pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi
untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Alamat-alamat kelas
A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di
dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol).
Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat
sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet
terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan
kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena
digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam
mesin yang bersangkutan.
Alamat-alamat kelas
B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua
bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke
bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua
oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit
sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap
network-nya.
Alamat IP kelas C
digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam
oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110.
21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan
membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai
oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host
untuk setiap network-nya.
Alamat IP kelas D
disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, namun
berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam
IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit
sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali
host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat
Multicast IPv4.
Alamat IP kelas E
disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental"
atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat
bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit
sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali
host.
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang
tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak
menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah
melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas
seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di
saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 yang baru
sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat
yang dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless
address
Jenis-jenis alamat
unicast
Jika ada sebuah
intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam
ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan
secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau
secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka
ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu
public address (alamat publik) dan private address
(alamat pribadi).
alamat publik adalah
alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa
buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya,
tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet
tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa
alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke
dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat
publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke
sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi
dengan Internet.
Intranet-intranet
pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya
ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun
menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika
sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan
intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat
mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC
atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik
antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal
address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
Setiap node IP
membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap
Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di
dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan
sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena
perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi
yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan
sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet
miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat
publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis
kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para
desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan
organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut
tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang
membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses
terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan
Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan
aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya,
kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah
sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut
(hanya untuk proxy, router, firewall, atau
translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke
Internet.
Untuk host-host
di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke
Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik
yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah
pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian
ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat
pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi
tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang
berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat
pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan
alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan
overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi
alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang
menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat
atau private network.
Ruangan alamat
pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga
blok alamat berikut:
10.0.0.0/8
172.16.0.0/12
192.168.0.0/16
Alamat IP Multicast
(Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk
menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet
yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke
sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke
subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam
kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan
yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini,
alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan
paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis
komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat
multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni
224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga
224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0
hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk
digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.
Daftar alamat
multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs
IANA.
Alamat broadcast
untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data
"satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang
hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast,
maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan
tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda
dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast,
alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat
tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis
alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited
Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut,
paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka
jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki
oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh,
untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast
IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token
Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Alamat network
broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang
menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID
131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255.
Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah
paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan
yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket
yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
Alamat subnet
broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua
bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan
kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID
131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255.
Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke
semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara
subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat
meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet
broadcast.
Alamat subnet
broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang
menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network
broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak
menggunakan kelas alamat IP.
All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah
alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah
jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket
jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua
host dalam semua subnet yang dibentuk dari network
identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini
adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24,
alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah
131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat
jaringan broadcast dari network identifier alamat
berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat
131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default
memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah
131.107.255.255.
Semua host dari
sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922
mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke
alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli.
Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya
alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini
pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC
1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
Alamat ini adalah
alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4
menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau
255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP
harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di
dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network
identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses
konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot
Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus
menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga
server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host,
yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses
paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya
dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke
semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya
terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah
diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja
hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut
sebagai limited broadcast.
0 komentar:
Posting Komentar